9 IELTS VOCABULARY tentang SPIRITUALITY

Artikel ini membahas kosa kata IELTS tentang spiritualitas serta pemahaman mendalam tentang konsep dan praktik spiritual untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Anda.

Salah satu kunci keberhasilan dalam ujian IELTS adalah menguasai kosa kata yang relevan dengan topik yang mungkin muncul dalam ujian. Spiritualitas adalah topik yang menarik dan sering diangkat dalam berbagai bagian IELTS.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa memahami kosa kata yang berkaitan dengan spiritualitas penting dalam persiapan IELTS Anda dan memberikan beberapa tips untuk menguasai kosa kata ini.

Mengapa Penting Menguasai Kosa Kata Spiritualitas?

Spiritualitas adalah konsep yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk keyakinan, nilai-nilai, dan pengalaman yang berhubungan dengan makna dan tujuan hidup.

Topik ini sering diangkat dalam ujian IELTS, terutama dalam bagian membaca dan menulis, karena mencakup berbagai dimensi budaya, sosial, dan individu.

Dengan menguasai kosa kata yang berkaitan dengan spiritualitas, Anda akan lebih siap untuk menjawab pertanyaan yang diangkat dalam ujian dan mengekspresikan ide-ide Anda dengan lebih jelas dan efektif.

IELTS VOCABULARY tentang SPIRITUALITY

Berikut adalah daftar 9 IELTS VOCABULARY tentang SPIRITUALITY yang kerap ditemui ketika menghadapi tes IELTS.

1. Agnostic (adj.) – sikap atau pandangan yang menyatakan bahwa kebenaran tentang sesuatu, khususnya tentang adanya Tuhan atau hal-hal supranatural, tidak dapat diketahui atau dipastikan.
e.g.

  • Although raised in a religious family, she now identifies as an agnostic and is open to exploring various spiritual paths.
    (Meskipun dibesarkan dalam keluarga yang religius, dia sekarang mengidentifikasi dirinya sebagai agnostik dan terbuka untuk menjelajahi berbagai jalan spiritual.)
  • The agnostic speaker challenged the audience to consider the limits of human understanding in relation to spiritual matters.
    (Pembicara agnostik menantang audiens untuk mempertimbangkan batas pemahaman manusia dalam kaitannya dengan masalah spiritual.)
  • In their search for meaning, some people turn to agnostic philosophies that encourage critical thinking and personal exploration of spiritual concepts.
    (Dalam pencarian mereka akan makna, beberapa orang beralih ke filsafat agnostik yang mendorong berpikir kritis dan eksplorasi pribadi tentang konsep spiritual.)

2. Animism (n.) kepercayaan bahwa segala sesuatu di alam semesta memiliki jiwa atau roh. dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
e.g.

  • In many indigenous cultures, animism plays a significant role in their spiritual beliefs and daily practices.
    (Dalam banyak budaya asli, animisme memainkan peran penting dalam keyakinan spiritual dan praktik sehari-hari mereka.)
  • The animistic belief system holds that the natural world is full of spirits that can guide and protect humans in their daily lives.
    (Sistem kepercayaan animistik berpendapat bahwa dunia alam penuh dengan roh-roh yang dapat membimbing dan melindungi manusia dalam kehidupan sehari-hari.)
  • Some people are drawn to animism as an alternative to more traditional religious practices, finding a deeper connection with the natural world.
    (Beberapa orang tertarik pada animisme sebagai alternatif praktik keagamaan yang lebih tradisional, menemukan hubungan yang lebih dalam dengan dunia alam.)

3. Atheist (n.) – orang yang tidak percaya pada adanya Tuhan atau keberadaan kekuatan supranatural yang mengatur alam semesta.
e.g.

  • The atheist author wrote a book criticizing organized religion and advocating for secular values.
    (Penulis ateis menulis buku yang mengkritik agama yang terorganisir dan mengusulkan nilai-nilai sekuler.)
  • As an atheist, he found solace in philosophical discussions about morality and ethics rather than religious teachings.
    (Sebagai seorang ateis, dia menemukan penghiburan dalam diskusi filsafat tentang moralitas dan etika daripada ajaran agama.)
  • Many atheists argue that a meaningful life can be achieved without the need for belief in a higher power.
    (Banyak ateis berpendapat bahwa kehidupan yang bermakna dapat dicapai tanpa perlu percaya pada kekuatan yang lebih tinggi.)

4. Be inclined to (v.) – ungkapan yang digunakan untuk menyatakan kecenderungan atau kebiasaan seseorang untuk melakukan sesuatu atau memiliki pandangan tertentu.
e.g.

  • Some people are naturally inclined to engage in spiritual practices as a way to find inner peace and balance.
    (Beberapa orang secara alami cenderung terlibat dalam praktik spiritual sebagai cara untuk menemukan kedamaian batin dan keseimbangan.)
  • He was always inclined to question the religious teachings he received as a child and explore alternative spiritual paths.
    (Dia selalu cenderung untuk mempertanyakan ajaran agama yang diterimanya saat kecil dan menjelajahi jalan spiritual alternatif.)
  • When facing difficult situations, she is inclined to seek guidance and support from her spiritual beliefs and practices.
    (Ketika menghadapi situasi yang sulit, dia cenderung mencari bimbingan dan dukungan dari keyakinan dan praktik spiritualnya.)

5. Contemplate (v.) – proses berpikir atau memikirkan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan dalam, seringkali dalam konteks spiritual atau filosofis.
e.g.

  • Meditation allows her to contemplate her spiritual beliefs and gain deeper insights into her life’s purpose.
    (Meditasi memungkinkan dia untuk merenungkan keyakinan spiritualnya dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang tujuan hidupnya.)
  • During his retreat, he spent hours contemplating the nature of existence and the role of spirituality in human life.
    (Selama retret, dia menghabiskan berjam-jam untuk merenungkan tentang hakikat keberadaan dan peran spiritualitas dalam kehidupan manusia.)
  • Many people find solace in contemplating sacred texts, seeking wisdom and guidance from their teachings.
    (Banyak orang menemukan penghiburan dalam merenungkan teks-teks suci, mencari kebijaksanaan dan bimbingan dari ajaran mereka.)

6. Deify (v.) – tindakan menganggap atau memperlakukan seseorang atau sesuatu sebagai dewa atau memiliki kekuatan ilahi.
e.g.

  • In some cultures, it is common to deify ancestors and seek their guidance in times of need.
    (Dalam beberapa budaya, umum untuk mendewakan leluhur dan mencari bimbingan mereka di saat dibutuhkan.)
  • The ancient Romans would often deify their emperors, believing them to possess divine qualities.
    (Bangsa Romawi kuno sering mendewakan kaisar mereka, meyakini bahwa mereka memiliki kualitas ilahi.)
  • It is important not to deify spiritual leaders, as they are still human beings with their own flaws and limitations.
    (Penting untuk tidak mendewakan pemimpin spiritual, karena mereka tetaplah manusia dengan kekurangan dan keterbatasan mereka masing-masing.)

7. Ecclesiastical (adj.) – merujuk pada segala hal yang berhubungan dengan Gereja atau institusi keagamaan, termasuk hirarki, struktur, administrasi, dan hukum.
e.g.

  • The cathedral is an impressive example of ecclesiastical architecture from the medieval period.
    (Katedral tersebut merupakan contoh yang mengesankan dari arsitektur ekleziastikal dari periode abad pertengahan.)
  • The bishop plays a significant role in the ecclesiastical hierarchy of the church.
    (Uskup memainkan peran yang signifikan dalam hierarki ekleziastikal gereja.)
  • Some people are drawn to a more ecclesiastical approach to spirituality, while others prefer a more personal and individual path.
    (Beberapa orang tertarik pada pendekatan spiritual yang lebih ekleziastikal, sementara yang lain lebih suka jalur yang lebih pribadi dan individual.)

8. Exalt (v.) – memuji, membesarkan, atau menghormati seseorang atau sesuatu dengan sangat tinggi, terutama dalam konteks spiritual atau moral.
e.g.

  • The worshippers gathered to exalt the name of their deity through prayers and hymns.
    (Para penyembah berkumpul untuk meninggikan nama dewa mereka melalui doa dan nyanyian pujian.)
  • Spiritual practices often encourage followers to exalt virtues such as compassion, humility, and selflessness.
    (Praktik spiritual sering mendorong pengikutnya untuk meninggikan kebajikan seperti kasih sayang, kerendahan hati, dan tanpa pamrih.)
  • The poet used his verse to exalt the beauty and wisdom of the divine presence in nature.
    (Penyair menggunakan bait puisinya untuk meninggikan keindahan dan kebijaksanaan kehadiran ilahi dalam alam.)

9. Pious (adj.) – kata sifat yang menggambarkan seseorang yang sangat taat dan berbakti kepada agama atau kepercayaannya.
e.g.

  • The pious man was known for his devotion to daily prayers and acts of charity.
    (Orang yang saleh itu dikenal karena kepatuhannya dalam melaksanakan doa harian dan tindakan amal.)
  • Her pious demeanor and kind-heartedness made her well-respected in the community.
    (Sikap saleh dan kebaikannya membuatnya sangat dihormati dalam masyarakat.)
  • In many religious traditions, living a pious life is seen as a path to spiritual fulfillment and enlightenment.
    (Dalam banyak tradisi agama, menjalani kehidupan yang saleh dianggap sebagai jalan menuju kebahagiaan spiritual dan pencerahan.)

Menguasai kosa kata yang berkaitan dengan spiritualitas adalah salah satu langkah penting untuk mencapai skor yang tinggi dalam ujian IELTS. Dengan menerapkan strategi yang telah disebutkan di atas, Anda akan lebih siap untuk menghadapi tantangan ujian IELTS dan menunjukkan kemampuan berbahasa Inggris Anda yang mengesankan.

Ingatlah, kunci keberhasilan dalam menguasai kosa kata adalah konsistensi dan ketekunan dalam belajar. Semakin banyak Anda membaca, menulis, dan berlatih menggunakan kosa kata yang berkaitan dengan spiritualitas, semakin baik penguasaan Anda akan menjadi dalam waktu singkat.

Share it!
Mr. Khalid
Mr. Khalid

InggrisPRO merupakan wadah pembelajaran bahasa inggris serta menyediakan resource untuk mendukung pembelajaran bahasa inggris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.